INJIL BERDASARKAN SURAT ROMA
Roma 10:9 (TB)
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Alasan mengapa kita bisa kembali kepada Allah semata-mata karena Tuhan Yesus ”telah menderita karena dosa-dosa” kita. Ia ”yang benar mati untuk yang tidak benar” (1 Pet. 3:18, AYT). Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yoh. 15:13). Keselamatan-dan-pengampunan dosa tersedia bagi setiap orang yang beriman percaya kepada Yesus sebagai Tuhan-dan-Juruselamatnya. Yesus adalah satu-satunya jalan untuk kembali kepada Bapa, bukan salah satu jalan (Yoh. 14:6). Keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Yesus, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis. 4:12). Surat Roma 10:13 menegaskan, ”Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan [Yesus], akan diselamatkan.” Karena itu, hidup kekal adalah ketika seseorang ”mengenal Bapa, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah diutus-Nya” (Yoh. 17:3).
Petrus mendefinisikan iman dengan indah: ”Kamu belum pernah melihat Dia, tetapi kamu mengasihi-Nya, dan meskipun sekarang kamu tidak melihat-Nya, tetapi kamu percaya kepada-Nya. Kamu bergembira dengan sukacita yang tak terkatakan dan yang dipenuhi kemuliaan” (1 Pet. 1:8, AYT). Bagi orang dunia, orang beriman itu mungkin terlihat seperti orang gila. Apa yang mereka anggap untung, kita anggap rugi. Apa yang mereka kejar, kita anggap ”sampah” (Fil. 3:7-8). Lantas, apa yang menjadi dasar bagi orang Kristen memilih hidup yang bertolak belakang dengan orang dunia? Padahal kita belum pernah melihat Dia, tetapi kita mengasihi-Nya, dan meskipun sekarang kita tidak melihat-Nya, tetapi kita percaya kepada-Nya. Itulah iman-yang-sejati.
Roma 5:1 (TB)
Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
Karena karya salib Yesus Kristus, kita diperdamaikan dengan Allah sehingga dapat hidup dalam damai sejahtera dengan-Nya. Kita ”bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu” (Rom. 5:11). Roma 8:1 menegaskan, ”Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Orang yang beriman-percaya kepada Yesus tidak lagi akan dihukum, karena dosa-dosanya, ”sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Yoh. 5:24). Karena iman, kebenaran Kristus telah diperhitungkan padanya; dosa-dosanya diperhitungkan pada Kristus (Rom. 4:5-8). Allah tidak menetapkannya untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus (1 Tes. 5:9). Allah adil karena membenarkan orang melalui iman, bukan melalui perbuatan.[1] Allah ”terbukti benar dan pembenar dari orang yang beriman kepada Yesus” (Rom. 3:26, AYT).
Sebaliknya, orang yang tidak percaya kepada Yesus tidak akan melihat hidup karena murka Allah tetap ada di atasnya (Rom. 5:9; Yoh. 3:36). Mereka sedang menimbun murka atas dirinya sendiri pada hari waktu mana murka-dan-hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya (Rom. 2:5-8). Allah akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia oleh Kristus Yesus (Rom. 2:16). Karena itu, setiap orang yang berada di luar Kristus akan dihakimi-dan-dihukum karena dosa-dosanya (Why. 20:11-15).
Hanya mereka yang namanya telah tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan (Why. 13:8) yang bisa beriman-percaya. Ia adalah ”yang terpanggil”, ”yang dikasihi dalam Allah Bapa”, dan ”yang dipelihara untuk Yesus Kristus”. Maka, rahmat, damai sejahtera dan kasih akan melimpahinya (Yud. 1:1-2). Bukan saja hidup dalam damai sejahtera dengan Allah, ia juga akan hidup dalam sukacita-dan-damai sejahtera selama di dunia ini. Setiap anak Tuhan senantiasa hidup dalam pengharapan dan keyakinan yang kuat terhadap pemeliharaan dan penyertaan Allah dalam Kristus.[2] Karena itu, Paulus berdoa: ”Kiranya Allah sumber pengharapan memenuhimu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam imanmu sehingga kamu akan berlimpah di dalam pengharapan oleh kuasa Roh Kudus” (Rom. 15:13, AYT).
Sukacita-dan-damai sejahtera yang datang dari Tuhan berbeda dengan apa yang ditawarkan dunia ini. Ini adalah sukacita-dan-damai sejahtera yang bersifat supranatural. Allah ”mengaruniakan segala sesuatu kepada kita” (Rom. 8:32), termasuk sukacita-dan-damai sejahtera yang bersifat supranatural ini. Karena itu, orang Kristen bisa tetap bersukacita dan memiliki damai sejahtera dalam situasi-dan-kondisi seekstrim apa pun. Padahal, setiap orang Kristen sadar kalau ia berada dalam bahaya maut sepanjang waktu karena iman percayanya pada Tuhan Yesus. Dunia membencinya (1 Yoh. 3:13). Bagi dunia, ia akan dianggap sebagai domba-domba sembelihan (Rom 8:36). Namun, di situasi-dan-kondisi tergelap sekalipun, ia bisa tetap bersukacita dan memiliki damai sejahtera.
Surat Roma 8:38-39 menyatakan, ”Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Salah satu penghiburan paling besar dari iman Kristen adalah bukan kita yang mencari Tuhan, tetapi Tuhan yang mencari kita (Mat. 18:12). Karena itu, segala sesuatu dalam kehidupan orang Kristen adalah anugerah. Tuhan yang menyelamatkannya adalah Tuhan yang akan meneguhkan imannya hingga pada akhir perlombaan (Yud. 1:24). Allah Tritunggal senantiasa menyertainya; senantiasa memeliharanya (Mat. 28:20; Yoh. 17:9-26). Tuhan Yesus senantiasa berdoa baginya. Ia duduk di sebelah kanan Allah untuk menjadi Pembela kita; bersyafaat bagi kita (Rom. 8:34). Itulah sebabnya mengapa keselamatan orang Kristen tidak pernah bisa hilang karena ”anugerah dan panggilan Allah tidak dapat dibatalkan” (Rom. 11:29, AYT). Karena itu, tidak ada suatu apa pun dan seorang pun yang ”dapat memisahkan kita dari kasih Allah”.
Pada akhir Surat Roma, Paulus kembali mengingatkan kalau Allah Tritunggal adalah Allah ”yang sanggup meneguhkan” (Rom. 16:25, AYT). Frasa ini seolah-olah menjadi rangkuman dari apa yang sudah dinyatakannya dalam Rom. 8:31-39. Ini adalah penghiburan yang sangat indah yang bisa dinikmati setiap anak Tuhan. Tuhan yang menyelamatkan kita adalah Tuhan yang juga sanggup meneguhkan kita. Itulah sebabnya mengapa Paulus memerintahkan kita untuk bersukacitalah senantiasa; tetaplah berdoa; dan mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1 Tes. 5:16-18). Orang Kristen memang seharusnya menjadi orang yang paling bersukacita-dan-bersyukur di muka bumi ini. Mengapa? Karena ”Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita” (2 Tes. 2:13-14).
[1] Ibid., hal. 34.
[2] Yosia Wartono, Interdependensi dalam Kehidupan Bergereja, Jakarta: Gabungan Gereja Baptis Indonesia, 2020, hal. 9.