Hal Teraneh yang Dikatakan Yesus

 


16 Januari 2020
Artikel oleh Jon Bloom
Staf Penulis, desiringGod.org


“Mengapa kamu tidak membawanya?” Orang-orang Farisi merasa jengkel karena para penjaga belum menangkap dan menyerahkan Yesus. Bagaimana para penjaga menjelaskan kegagalan mereka tersebut? “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!”  (Yoh. 7:46, TB).

Ketika kita sampai pada Injil Yohanes pasal tujuh, Yesus telah menjadikan diri-Nya sebagai isu agama dan politik yang serius di Palestina. Ke mana pun Dia pergi, Dia menciptakan kontroversi. Beberapa orang mengatakan Dia dirasuki setan karena paranoia (Yoh. 7:20). Beberapa orang dengan serius bertanya-tanya apakah dia mungkin adalah Sang Nabi yang dinubuatkan oleh Musa (Yoh. 7:40; Ula. 18:15–18), atau bahkan Sang Kristus (Yoh. 7:31, 41). Yang lain mengatakan hipotesis mengenai Sang Kristus tidak mungkin benar karena jelas bahwa Kristus akan berasal dari Betlehem sementara Yesus berasal dari Galilea (Yoh. 7:42) — dan tentu saja tidak ada nabi yang berasal dari sana (Yoh. 7:52).

Satu hal yang ikut menyulut rumor di antara orang banyak adalah fakta bahwa, terlepas dari apa pun yang dinyatakan Yesus, para pemimpin Yahudi belum menangkapnya. Apakah ini sebuah tanda bahwa mereka juga mengira Yesus mungkin adalah Sang Kristus (Yoh. 7:26)?

Ketika para imam kepala dan orang-orang Farisi mengetahui hal ini, mereka memutuskan untuk memadamkan rumor tersebut dengan menangkap-Nya sehingga mereka mengirim para penjaga untuk melakukan hal tersebut (Yoh. 7:32). Namun, para penjaga tersebut kembali dengan tangan kosong. Ketika para pemimpin Yahudi menanyakan alasannya, para penjaga itu menjawab, “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!”

Teka-Teki Dalam Sejarah

Gema dari kalimat tersebut telah bergema sepanjang sejarah. Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu. Bukti kebenaran perkataan-Nya terdapat dalam hasil sejarah: perkataan-Nya Yesus telah membentuk jalannya sejarah dunia lebih dari suara manusia lainnya.

Dilihat sebagai fenomena sejarah, ini adalah hal yang paling aneh. Bagaimana Yesus bisa menjadi orang paling terkenal dalam sejarah? Dua ribu tahun berlalu, tidak pernah ada kata-kata yang lebih sering dibaca; dipelajari; dikutip; diperdebatkan; direnungkan; ditulis dan dijadikan bahan kuliah; diterjemahkan ke dalam lebih banyak bahasa; yang mendorong lebih banyak upaya literasi di seluruh dunia; dan yang membentuk budaya yang lebih beragam dibandingkan dengan perkataan-Nya Yesus dari Nazaret.

Selama berabad-abad, banyak teori nonreligius yang telah diajukan mengenai pengaruh yang kuat, masif, dan semakin global dari seorang rabi Yahudi abad pertama yang mengembara dengan para orang kecil dan murid yang biasa ini. Tidak ada yang bisa menjelaskan hal tersebut dengan baik. Penjelasan secara politik, kelembagaan, ekonomi, sosial, budaya, dan psikologis semuanya terbukti reduksionis dan terlalu menyederhanakan. Mereka tidak menjelaskan mengapa orang menganggap Yesus begitu menarik.

Ketika Anda melihat semua yang dikatakan dan diajarkan-Nya, apa yang dikatakan Yesus yang begitu bermakna secara historis? Dia menyatakan diri-Nya adalah Allah.

Dia Mengaku Sebagai Allah

Banyak yang mencoba berargumen bahwa Dia tidak mengklaim hal ini. Upaya tersebut sia-sia. Perjanjian Baru, catatan paling terpercaya yang kita miliki mengenai perkataan-Nya Yesus, sangat tegas dalam menyatakan hal ini. Setiap pembacaan yang jujur tidak akan salah. Pengakuan Yesus akan keilahian-Nya adalah satu-satunya alasan mengapa Yesus menjadi kekuatan yang luar biasa dalam sejarah dunia. Dengarkan saja beberapa pernyataannya yang tak tertandingi.

Wanita di sumur itu berkata kepada Yesus, “Aku tahu bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau” (Yoh. 4:25–26, TB). Yesus tahu bahwa diri-Nya adalah Mesias Yahudi yang dinubuatkan.

Ketika Yesus bertanya kepada murid-muridnya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”  Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Apa yang Yesus katakan tentang hal itu? “Berbahagialah engkau, Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” (Mat. 16:15–17, TB). Yesus tidak hanya meneguhkan kemesiasan-Nya, namun Ia juga meneguhkan gelar “Anak Allah”. Penggunaan istilah ini oleh Petrus adalah jelas dan unik karena bersifat ilahi.

“Aku Adalah”

Jika semuanya itu tidak meyakinkan, maka yang ini seharusnya meyakinkan. Ketika diinterogasi oleh Imam Besar selama persidangan tengah malam yang terkenal itu, ketika jawaban-Nya akan mengarah pada atau menjauhi penyaliban, maka Dia ditanya secara langsung, “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?” Jawab Yesus: “Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit” (Mar. 14:61–62, TB). Semua orang di ruangan itu tahu persis apa yang dimaksudkan Yesus, yaitu Sang Anak Manusia yang ilahi yang dinubuatkan dalam Daniel 7:13-14. Itulah sebabnya mengapa mereka menyebutnya sebagai suatu penghujatan.

Rasul Yohanes mengutip serangkaian pernyataan berani mengenai “Akulah” yang dibuat Yesus:

  • “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi…” (Yoh. 6:35, TB). 
  • “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh. 8:12, TB). 
  • “… Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu” (Yoh. 8:23–24, TB). 
  • “… Akulah pintu ke domba-domba itu… barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” (Yoh. 10:7, 9, TB). 
  • “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan” (Yoh. 13:13, TB). 
  • “… Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6, TB)

Adakah yang pernah berbicara seperti orang ini?

Klaim Terbesar yang Pernah Dibuat

Namun mungkin pernyataan “Akulah” yang paling berkuasa yang pernah diucapkan Yesus (pernyataan-Nya yang mengungkapkan alasan terbesar mengapa Ia mempengaruhi dunia dengan cara yang tiada duanya) adalah pernyataan ini:

“… Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup, walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Yoh. 11:25–26, TB). 

Siapa yang pernah mengatakan hal seperti itu? Mengapa ada orang yang mendengarkan kata-kata yang tidak masuk akal seperti itu? Ini bukanlah omong kosong. Gerakan massa tidak mengikuti orang gila. Hanya ada satu alasan mengapa kata-kata seperti itu mendapat perhatian sejarah, yaitu makam-Nya Yesus yang kosong pada Minggu pagi pada Paskah [Kristen] yang pertama. Terlalu banyak orang yang secara pribadi menyaksikan Dia hidup-hidup (1 Kor. 15:6). Terlalu banyak dari mereka yang membayar dengan nyawanya karena mengaku telah menyaksikan Dia hidup. Terlalu banyak orang dalam sepanjang sejarah yang telah mengenal Yesus sebagai sosok dan kuasa yang nyata-dan-hidup; yang menemukan kehidupan kekal dalam kata-kata-Nya (Yoh. 6:68).

Yesus mengaku diri-Nya sebagai Allah. Dia bernubuat bahwa diri-Nya akan dibunuh dan bangkit dari kematian tiga hari kemudian. Dia dibunuh dan makam-Nya memang kosong tiga hari kemudian. Ratusan saksi yang tidak mempunyai keuntungan materi (yang hanya mungkin rugi) karena mengklaim kebangkitan-Nya tersebut menunjukkan kalau hal itu memang benar adanya.

Menurut Anda Siapakah Yesus? 

Gambaran singkat yang kita lihat dalam Injil Yohanes 7 menggambarkan dampak kontroversial yang ditimbulkan oleh Yesus dari Nazaret terhadap mereka yang melakukan kontak langsung atau tidak langsung dengan Dia. Ini masih menjadi dampak kontroversial yang ditimbulkan-Nya terhadap mereka yang melakukan kontak dengan-Nya pada saat ini. Beberapa orang menganggapnya kerasukan setan. Beberapa orang menganggapnya sakit jiwa. Beberapa orang menganggapnya hanyalah orang yang digambarkan dengan salah oleh para penulis biografi-Nya dan pengikut mula-mula-Nya. Beberapa orang menganggapnya memang ilahi.

Namun, satu hal yang terus menerus tetap ada, yaitu Yesus tidak pernah musnah. Kita terus membicarakan-Nya hingga menimbulkan kemarahan dari pihak tertentu. Berulang kali orang-orang berusaha menguburkan Yesus dan Ia tetap menolak untuk tetap mati. Dia masih berbicara dan kata-kata-Nya terus membuat orang hidup.

Hanya segelintir murid yang mendengar Dia berkata, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Mat. 24:35, TB). Seberapa beranikah pernyataan seperti itu terdengar pada hari ketika pernyataan tersebut diucapkan? Betapa konyolnya hal-hal tersebut ketika Dia digantung di kayu salib beberapa saat kemudian? Namun, sekarang, dua ribu tahun kemudian, kita membaca kata-kata ini dengan mengingat dampak yang aneh; tidak terduga; dan tak tertandingi yang telah dibuat Yesus dalam sejarah. Hal ini pasti membuat kita masing-masing bertanya-tanya; memaksa kita untuk menjawab sendiri pertanyaan dari-Nya: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat. 16:15, TB).

Katakan apa yang Anda suka tentang Yesus. Satu hal yang benar adanya: belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu.

***

Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul "The Strangest Thing Jesus Said."

You may also like...

Tinggalkan Balasan