Roma 5:3-5 (AYT)
“…kita juga bersukacita di dalam penderitaan yang kita alami karena kita tahu bahwa penderitaan ini menghasilkan ketekunan, ketekunan menghasilkan karakter yang tahan uji, dan karakter yang tahan uji menghasilkan pengharapan, dan pengharapan tidak mengecewakan, sebab kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”
Jika kita sungguh-sungguh adalah anak Allah, maka Allah akan memastikan iman kita diuji oleh penderitaan. Namun, Saudara tidak usah repot-repot cari penderitaan. Asal Saudara setia memberitakan kebenaran dan mengejar kekudusan, penderitaan itu yang akan mencari Saudara.
Penderitaan ini yang akan menguji apakah iman Saudara saat ini sejati atau palsu. Penderitaan ini bisa datang dalam berbagai bentuk. Bisa berupa sakit kritis maupun penganiayaan.
Kis 5:40-41 (AYT)
…setelah memanggil kedua rasul itu, mereka memukuli keduanya dan melarang para rasul untuk berbicara dalam nama Yesus, lalu melepaskannya. Karena itu, rasul-rasul itu pergi dari hadapan Sanhedrin dengan bersukacita sebab mereka dianggap layak menderita penghinaan demi nama-Nya.
Hari ketika Zakheus diselamatkan, hartanya berkurang 50%. Hari ketika Paulus diselamatkan, dari yang tadinya pemburu, ia menjadi buruan. Namun, karena iman mereka adalah iman-yang-menyelamatkan, maka Allah sendiri yang senantiasa menghibur dan menguatkan mereka.
Allah yang menguji iman kita adalah Allah yang sama yang memelihara iman kita. Karena itu, Yesus mengatakan: “Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Mat. 11:6).