1 Pet. 2:9 (AYT)
Namun, kamu adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri supaya kamu dapat memberitakan kebaikan-kebaikan-Nya, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan menuju kepada terang-Nya yang ajaib.
Di zaman PB, Allah dengan tegas membedakan manusia menjadi 2 kelompok, yaitu milik Kristus dan milik dunia; yang sudah dilahirbarukan dan yang belum; “yang dipilih sejak semula oleh Allah Bapa melalui pengudusan oleh Roh untuk dapat hidup dalam ketaatan kepada Kristus Yesus dan memperoleh percikan darah-Nya” (1 Pet. 1:2) dan yang tidak dipilih.
Jika Saudara saat ini benar-benar yakin kalau Saudara adalah milik Kristus, maka Saudara adalah “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri”. Status sebagai orang Kristen diikuti hak istimewa yang begitu membedakannya dengan non-Kristen.
Lantas, mengapa kita diberi hak seistimewa ini? Untuk membuat kita terlihat hebat dan keren? Tentu saja tidak. Namun, “supaya kamu dapat memberitakan kebaikan-kebaikan-Nya, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan menuju kepada terang-Nya yang ajaib”.
Karena itu, mereka yang sudah dilahirbarukan tidak mungkin tidak memberitakan kasih Kristus. Melalui perbuatan dan perkataannya, orang-orang di sekelilingnya bisa merasakan kasih Kristus.
Kita seperti pengemis yang dengan hati berkobar-kobar memberitahu pengemis lain di mana mereka bisa menemukan Roti-dan-Air Hidup. Karena perut kita sudah terisi oleh Roti-dan-Air Hidup, maka mulut kita secara otomatis pasti berusaha untuk “memberitakan kebaikan-kebaikan-Nya”.
Marilah kita belajar dari perempuan Samaria itu. Banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada Tuhan Yesus karena kesaksian perempuan itu (Yoh. 4:39). Ia telah setia “memberitakan kebaikan-kebaikan-Nya”.
Kita, sebagai batu-batu hidup, imamat yang kudus, bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, jangan sampai malahan lalai dan tidak “memberitakan kebaikan-kebaikan-Nya, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan menuju kepada terang-Nya yang ajaib.”