
15 Desember 2022
Artikel oleh Dave Russell
Gembala Senior dari Oakhurst Baptist Church di Charlotte, Carolina Utara
Dahulu kala, dalam banyak kesempatan, gereja-gereja membangun pemuridan mereka melalui Sekolah Minggu; kebaktian malam; kelompok pendalaman Alkitab; dan jam doa pada tengah minggu. Namun di masa-masa akhir ini, lebih umum kita menemukan kelompok-kelompok kecil sebagai inti dari filosofi pelayanan gereja.
Berbagai gereja lokal bebas untuk mengadakan pertemuan tambahan di luar pertemuan utama pada Hari Tuhan. Namun, penting untuk mempertimbangkan bagaimana semuanya itu bisa memupuk kesatuan jemaat atau malah justru memecahbelahnya. Rasul Paulus menasihati jemaat di Efesus untuk “ berusaha(lah) memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (Efe. 4:3, TB). Kelompok kecil mempunyai potensi menjadi alat untuk menjaga kesatuan gereja—bila mereka dipimpin dengan bijaksana.
BAGAIMANA KELOMPOK KECIL DAPAT MEMBINA PERSATUAN GEREJA
1. Ketika kelompok kecil menawarkan konteks lain bagi seseorang untuk menggunakan waktunya dalam Firman dan doa.
Yang terbaik, kelompok kecil bisa membantu para jemaat menghidupi berbagai asas dari perjanjian gerejanya Anda. Pelayanan kelompok kecil di gereja lokalnya saya bertujuan untuk membangun para anggotanya melalui pendalaman Alkitab; mendiskusikan khotbah; atau membaca buku Kristen.
Selain itu, pertemuan ini memungkinkan para anggotanya untuk berdoa satu sama lain tentang kebutuhan pribadi dan pelayanan gereja. Persatuan diperkuat ketika para anggotanya berdoa untuk pemberitaan Firman Tuhan secara teratur; bagi para penatua; dan kebutuhan dalam jemaat. Setiap anggota dalam kelompok kecil akan memiliki jadwal 2-3 kali sebulan dalam kalender mereka untuk dihabiskan bersama orang lain dalam Firman dan doa. Bagi para anggotanya yang memiliki jadwal yang padat, struktur seperti ini berguna untuk membawa mereka ke dalam persekutuan sejati secara konsisten.
2. Kelompok kecil membantu para jemaat untuk saling peduli satu sama lain.
Kelompok kecil memberikan konteks bagi jemaat untuk membangun hubungan yang lebih dalam. Semakin dalam hubungannya, maka semakin banyak jemaat yang saling menyemangati; mengakui dosanya; dan mencari pertolongan rohani.
Kebutuhan yang praktis seringkali dengan mudah muncul dalam suatu kelompok kecil ([misalnya mengenai] kelahiran anak, sakit-penyakit, kesulitan keuangan, dan lain-lain). Ketika kelompok tersebut menyadari adanya peluang untuk memperhatikan anggotanya, maka informasi tersebut dapat diteruskan kepada para penatua untuk pelayanan rohani; atau kepada para diaken untuk kebutuhan yang praktis. Dengan cara ini, kelompok kecil merupakan alat yang lebih baik dalam menghubungkan para anggotanya satu sama lain; dan dengan para pemimpin gereja.
3. Kelompok kecil membantu para anggotanya membentuk hubungan yang memuridkan.
Kelompok kecil adalah tempat yang baik untuk terbentuknya hubungan-yang-memuridkan. Meskipun pemuridan harus dilakukan di luar kelompok kecil, tentu saja hubungan pemuridan akan terbentuk ketika ada investasi [waktu] yang terjadwal secara teratur dalam kehidupan rohaninya orang lain.
Menemukan hubungan-yang-memuridkan sering kali merupakan tantangan bagi para anggotanya. Kelompok kecil memberikan konteks di mana hubungan tersebut akan terbentuk dan bertumbuh secara alami. Kemudian, hubungan tersebut akan menciptakan momentum untuk membangun hubungan di antara seluruh jemaat lokal.
BAGAIMANA KELOMPOK KECIL DAPAT MEMECAHKAN PERSATUAN
1. Ketika Kelompok Kecil Menggantikan Pertemuan Utama
Di gereja kami, kami memprioritaskan kegiatan yang mengumpulkan seluruh jemaat. Kelompok kecil hendaknya tidak pernah menjadi pengganti bagi kehadiran seseorang di gereja. Jika para anggota mulai memperlakukan kelompok kecilnya sebagai tempat utama untuk mendapatkan pengajaran dan transformasi, maka kelompok tersebut pada akhirnya akan menentang pengajaran gereja alih-alih melengkapinya.
Pelayanan dari gereja lokal dimulai dengan pertemuan utama pada Hari Tuhan dan kemudian berlanjut hingga pada peluang seperti kebaktian Minggu malam; kelas pengajaran; dan kelompok kecil. Setiap gereja lokal harus memutuskan apa yang mereka prioritaskan di luar pertemuan utama, namun konteks tambahan tersebut tidak boleh membuat bangku gereja menjadi lebih kosong pada hari Minggu pagi.
2. Ketika Kelompok Kecil Dipandang sebagai Konteks Utama dari Hubungan
Setiap jemaat dari gereja lokal telah membuat perjanjian dengan setiap jemaat di gerejanya untuk hidup dalam persekutuan bersama. Kelompok kecil mungkin memungkinkan hubungan terbentuk dengan cepat, namun para anggotanya harus tetap berkomitmen untuk membangun hubungan secara luas.
Gereja kami tidak ingin kelompok kecil menjadi eksklusif. Jika para anggotanya memandang hubungan mereka di gereja hanya terbatas pada kelompok kecil mereka, maka mereka gagal untuk peduli terhadap jemaat-perjanjian lainnya. Kelompok kecil harus dipandang sebagai konteks bagi suatu hubungan, bukan konteksnya .
3. Ketika Kelompok-Kecil Membagi Usia dan Tahap Kehidupan
Para anggota dengan usia dan tahap kehidupan yang sama secara alami akan terhubung satu sama lain. Para pemimpin gereja tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk memfasilitasi hubungan yang seperti ini.
Kelompok kecil harus melakukan lebih dari sekadar mengumpulkan teman-teman yang mempunyai minat yang sama. Dengan mengumpulkan para anggota yang lebih tua dengan yang lebih muda;para anggota yang menikah dengan yang lajang, maka kelompok kecil menjadi alat untuk mendorong timbulnya hubungan-pemuridan di antara berbagai demografi.
Artikel ini diterjemahkan dari “How Small Groups Can Foster Church Unity… Or Destroy It“