Apa Ketakutan Terbesarnya Anda?

8 Maret 2015
Artikel oleh Marshall Segal
Staf Penulis, desiringGod.org

TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? (Maz. 27:1)

Jika ada orang yang memiliki satu alasan untuk merasa takut, itu adalah Daud. Ketika sedang tidak berperang dengan bangsa lain, ia malah diburu oleh bangsanya sendiri. Nyawanya hampir selalu berada dalam bahaya. Kitab Mazmur dipenuhi dengan kesaksian tentang berbagai ancaman yang dihadapi Daud hari lepas hari.

Namun, justru dengan adanya kejahatan di sekelilingnya, dalam Kitab Mazmur 27:1, Daud dapat menyatakan: ”TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” Kepada siapakah ia harus merasa takut? Bagaimana dengan Saul, tentara asing, atau pengkhianat dalam pasukannya sendiri? Seharusnya, pertanyaan-yang-sebenarnya adalah kepada siapa Daud tidak akan merasa takut?

Entah bagaimana, Daud mampu menatap kekalahan-dan-kematian di hadapannya tanpa merasa takut. Dia bisa melihat melampaui situasi kondisinya — sesuatu yang berada di luar situasi kondisinya — sesuatu yang memberinya kenyamanan-dan-kepercayaan diri bahkan ketika ia kemungkinan besar akan kehilangan segalanya. Melalui berbagai ancaman tersebut, ia memandang kepada Allah yang berjanji untuk melindungi-dan-membebaskannya.

Apa Ketakutan Terbesarnya Anda?

Menjadi orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk pengampunan berbagai dosanya Anda berarti diselamatkan dari murka-dan-penghukuman dari Allah. Keselamatan mungkin adalah cara paling populer untuk menggambarkan apa yang ditawarkan Allah kepada kita melalui Injil. Apalagi, ”karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16).

Meskipun kita aman untuk selama-lamanya di dalam Yesus, ketakutan dalam hidup ini masih menutupi rasa nyaman dan keyakinan kita di dalam Kristus. Tentu saja, ketakutan itu jauh lebih berkurang, tetapi hal tersebut tidak membuat ketakutan itu menjadi berkurang nyatanya; jelasnya; dan dekatnya. Kita benar-benar merasakannya. Kita mungkin mengecewakan orang lain atau dikecewakan mereka. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada anak saya? Bagaimana jika saya tidak membesarkan mereka dengan cara yang benar? Kita mungkin akan kehilangan pekerjaannya kita dan tidak mampu membayar berbagai tagihan. Kita merasa takut akan kehilangan pasangannya kita.  Atau, yang mungkin lebih buruk, kita takut tidak pernah memiliki pasangan. Kita takut akan kematian, termasuk bagaimana cara kematian itu tiba. Kita dikelilingi oleh berbagai alasan — alasan yang nyata — untuk merasa takut.

Apa yang Harus Kita Takuti?

Logika di balik Kitab Mazmur 27:1 menunjukkan bahwa semua ancaman ini tidak berarti apa-apa mengingat siapakah Tuhan bagi kita. Kengerian terbesar yang pernah kita hadapi adalah hidup kita yang penuh dosa diangkat ke hadapan Allah-yang-kudus. ”Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka” (Mat. 10:28).

Namun, dengan iman di dalam Kristus, ancaman itu telah disingkirkan untuk selama-lamanya. Sebagai orang percaya, ancaman yang terbesar; yang paling menakutkan dan mengintimidasi; yang paling lama telah ditolak-dan-dihancurkan. Krisis tersebut telah dicegah. Kesedihan tersebut telah berlalu. Rasa bersalah dihilangkan. Eksekusi dibatalkan. Allah yang berkuasa atas seluruh bumi telah terpuaskan dan terbukti benar. Jadi, kita tidak perlu lagi merasa takut.

Sebuah Ilustrasi tentang Ketakutan Kita Saat Naik Pesawat Terbang

Sebuah maskapai penerbangan menjamin perlindungannya Anda selama penerbangan hingga sampai ke tempat tujuan. Setelah membeli tiket, Anda menaiki pesawat mereka dan memasang sabuk pengamannya Anda. Mereka bertanggung jawab atas keselamatan Anda. Sekarang, seribu macam hal masih bisa terjadi kepada Anda selama penerbangan tersebut. Anda bisa saja menumpahkan kopi ke celana dan menodainya. Anda bisa terluka oleh potongan kertas ketika sedang membaca The Chronicles of Narnia. Anda bisa saja terluka ketika mencoba pergi ke toilet. Namun, berbagai ancaman tersebut tidaklah seberapa dibandingkan dengan Anda benar-benar merasa aman pada ketinggian 30.000 kaki di udara dan menempuh jarak 2.000 mil dalam tiga jam dengan selamat tanpa mengalami luka. Jika kita tergoda untuk mengeluh tentang kopi yang tumpah tadi — biasanya kita semua memang begitu — kita telah kehilangan kekaguman kita akan keajaiban dari keamanannya penerbangan tersebut.

Begitu pula dengan setiap ketakutan dalam hidup ini, bahkan yang paling mengerikan-dan-menyiksa. Mereka yang pernah mengalami rasa sakit atau kehilangan yang luar biasa seperti itu mungkin menyatakan kalau hal tersebut memang mudah untuk dikatakan, tetapi hampir tidak seperti itu kenyataannya. Namun, Alkitab membawa kabar baik bahwa jika kita benar-benar mengetahui betapa dalamnya keputusasaan kita akan dosa dan betapa tingginya kasih Allah yang memberikan kasih kepada kita melalui salib, kita tidak perlu merasa takut tentang apa pun. Itulah tempat yang kokoh-dan-aman untuk berdiri ketika keadaan Anda terasa tidak aman.

Tidak Ada yang Perlu Ditakutkan

Siapa yang akan ditakuti? Tidak ada. Allah telah menjadi terang-dan-keselamatannya kita. Ia yang telah menebus kita pasti akan menyelamatkan-dan-membebaskan kita. Apa yang harus ditakuti? Tidak ada. Kita telah dijanjikan hidup kekal yang akan dipenuhi dengan berbagai kebahagiaan yang terus bertambah dan disucikan dari segala-dan-akibat dosa. Kita akan menanggung berbagai hal buruk untuk sementara waktu di dunia yang rusak ini. Namun, itu semua hanya untuk sementara waktu. Kita akan menukarkan keluh kesah dan penderitaannya kita di dunia ini dengan mengalami kepenuhan dari apa yang sedang menunggu kita di sana bersama dengan-Nya.

***

Artikel ini diterjemahkan dari desiringgod.org dengan judul 'What is Your Greatest Fear.'

You may also like...

Tinggalkan Balasan